Jumat, 21 April 2017

13 Kesalahan Yang Umum Dilakukan Penyelam Pemula



13 Kesalahan Yang Umum Dilakukan Penyelam Pemula.

Pada postingan sebelumnya, saya telah sedikit menjelaskan pengertian dari kegiatan penyelaman dan beberapa faktor yang harus diperhatikan bila ingin melakukan kegiatan penyelaman.

Kali ini saya mencoba memberikan informasi mengenai 13 kesalahan yang umum dilakukan oleh penyelam pemula.

Kesalahan-kesalahan yang akan saya informasikan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya dan pengalaman pribadi beberapa penyelam yang saya temui.


                                Foto : Pulau Pasumpahan - Dok. MSDC UR

Berikut beberapa kesalahan tersebut yang tentunya wajib diketahui.

Kesalahan Ke-1 : Cepat Panik


Kepanikan sering terjadi pada penyelam pemula. Apalagi disaat menghadapi kondisi nyata penyelaman di laut terbuka.

Sebelum melakukan penyelaman di laut terbuka sudah pasti diajarkan teknik dan pengetahuan penyelaman oleh instruktur selam.

Yang membedakannya, simulasi atau praktek penyelaman dilakukan di kolam renang. Tentunya kondisi di kolam renang berbeda dengan di laut.

Bagi penyelam pemula, kondisi laut yang bergelombang, tiupan angin kencang, pergerakan arus dan kehadiran beberapa organisme laut memberikan tekanan psikologis seperti perasaan cemas.

Perasaan cemas inilah awal dari kepanikan. Tubuh membutuhkan lebih banyak supali oksigen sehingga pola bernafas menjadi tidak normal dan jantungpun berdetak kencang yang akhirnya menimbulkan kepanikan.

Kepanikan akan berlanjut setelah turun ke bawah permukaan air. Tekanan udara yang ada di dalam air dan di daratan cukup berbeda. Tekanan udara yang ada di sekitar kita akan meningkat.

Tekanan ini akan menghimpit bagian tubuh yang berongga, pada umumnya berefek langsung pada rongga hidung, rongga telinga dan rongga dada berupa rasa sakit.

Reaksi awal bila terjadi kepanikan pada penyelam pemula diantaranya, sulit untuk masuk ke badan air dan setelah berada di bawah permukaan air secara tiba-tiba naik ke permukaan.

Kepanikan tersebut bisa diatasi dengan melakukan tahapan penyelaman dengan perlahan, bernafas secara normal, memperhatikan arahan instruktur atau leader serta yakin dan percaya pada buddy ataupun tim penyelaman.


Kesalahan Ke-2 : Tidak Bernafas Secara Normal


Rata-rata kecepatan bernafas orang dewasa adalah 40 kali permenit. Dapat dipastikan kecepatan bernafas penyelam pemula akan meningkat dan melebihi kecepatan rata-rata tersebut bila terjadi kepanikan.

Rasa cemas dan panik bereaksi pada tubuh dengan meningkatnya kebutuhan oksigen.

Kebutuhan oksigen yang meningkat akan meningkatkan kerja jantung untuk memompakan darah ke seluruh tubuh.

Bernafas di bawah permukaan air harus dilakukan seperti keadaan normal di permukaan air sehingga tidak terjadi pemborosan cadangan udara dalam tabung selam.

Dilain kasus, penyelam pemula beranggapan menahan nafas pada saat menyelam akan menghemat ketersediaan udara dalam tabung dan dapat memperlama waktu penyelaman.

Hal tersebut merupakan anggapan atau tindakan yang salah dan jangan dilakukan.

Pada saat menyelam bernapaslah secara normal. Tidak perlu menahannya agar tidak menyebabkan emboli udara di paru-paru.


Kesalahan Ke-3 : Tidak Bisa Mengatur Boyancy


Daya apung (kontrol bouyancy) merupakan keterampilan penting dalam menyelam. Penyelam berpengalaman bisa dilihat jika mampu menguasai kontrol bouyancy yang baik.

Sebagaimana kita ketahui bersama, bouyancy setiap individu berbeda-beda. Ada bouyancy negatif, positif, dan netral. 

Memang bouyancy dapat dimanipulasi dengan bantuan peralatan yang digunakan penyelam, namun faktor tubuh penyelam yaitu paru-paru adalah adalah alat dasar untuk kontrol bouyancy secara natural. 

Kapasitas rata-rata volume paru-paru manusia sekitar 4,6 liter untuk pria dan 3,6 liter untuk wanita. Ketika manusia bernafas dengan normal, perubahan volume paru hanya berkisar 0,5 liter untuk pria dan 0,39 liter untuk perempuan. 

Untuk mencapai kondisi bouyancy netral, penyelam menghirup udara secara normal yang akan menyebabkan tubuh naik secara perlahan dan menghembuskan nafas secara normal yang akan menyebabkan tubuh turun secara perlahan pula.

Penyelam pemula pada umumnya belum bisa bernafas secara normal pada saat menyelam. Selain kurang pengalaman bisa juga akibat kepanikan atau bahkan belum menguasai teknik kontrol bouyancy.

Bouyancy yang tidak terkontrol menyebabkan aktifitas penyelaman akan terasa tidak nyaman, cadangan udara dalam tabung cepat habis dan bisa membahayakan individu penyelam serta lingkungan penyelaman itu sendiri.


Kesalahan Ke-4 : Lupa Posisi Peralatan


Seorang penyelam menggantungkan keselamatannya pada instrumen atau peralatan selam yang digunakan.

Dengan kata lain, individu penyelam harus familiar dengan peralatan selam tersebut dan mengetahui posisi serta fungsi masing-masing peralatan.

Mengetahui posisi dan fungsi masing-masing peralatan sangat penting, apalagi dalam keadaan darurat penyelaman atau trouble.

Kesalahan umum yang dilakukan oleh penyelam pemula salah satunya lupa posisi instrumen atau peralatan yang digunakannya.


Kesalahan Ke-5 : Tidak Paham Isyarat Penyelaman


Komunikasi dalam penyelaman sangatlah penting. Komunikasi dilakukan untuk menyampaikan maksud atau pesan kepada sesama penyelam atau dari leader kepada kelompok penyelam yang dipimpin. 

Jika penyelam masih di permukaan dapat menggunakan suara, namun pada saat di bawah air atau menyelam komunikasi umumnya dilakukan menggunakan isyarat tangan (hand signals). 

Dunia penyelaman mengenal lebih dari 50 isyarat yang digunakan namun bisa dipastikan tidak semua isyarat yang bisa dipahami oleh rata-rata penyelam yang ada. 

Penyelam pemula biasanya tidak paham dengan isyarat tangan yang disampaikan baik oleh sesama penyelam maupun oleh leader.

Kursus atau pelatihan penyelaman biasaya memberikan materi bahasa isyarat tersebut. Minimal 8 isyarat tangan berikut harus bisa dimengerti atau dipahami oleh penyelam pemula.

#. 1. Telapak tangan menarik garis horizontal di leher. Gerakan seperti ini menandakan adanya masalah.

#.2. Jari telunjuk dan jempol yang membentuk huruf ‘O’ dan membiarkan tiga jari lainnya menghadap atas. Isyarat seperti ini menandakan ‘Oke’, semua baik-baik saja.

#.3. Tangan dikepal dengan jempol menghadap ke atas. Bergegaslah naik ke atas atau permukaan laut.

#.4. Tangan dikepal dengan jempol menghadap ke bawah. Menandakan agar penyelam untuk turun ke bawah atau menyelam lebih dalam.

#5. Gerakan satu tangan memotong leher. Isyarat ini diartikan sebagai keadaan bahaya karena kehabisan oksigen.

#6. Menunjukkan satu telapak tangan. Isyarat ini artinya 'stop'.

#7. Gerakkan jari telunjuk berdampingan. Isyarat ini berarti penyelam harus bergerak bersama-sama hingga berdekatan atau saling bersentuhan satu sama lain.

#8. Gerakan tangan menyilang memeluk tubuh. Isyarat ini menandakan penyelam yang merasa sangat kedinginan.


Kesalahan Ke-6 : Terburu-Buru


Tidak terburu-buru merupakan sikap yang paling utama dalam penyelaman. Dengan ketenangan maka penyelam lebih mudah berfikir dan bergerak di dalam air.

Biasanya sebelum masuk ke dalam perairan, tim penyelaman akan brifing terlebih dahulu. Momen brefing ini dimanfaatkan untuk mengatur nafas secara normal, mengecek kembali kesiapan individu penyelam dan peralatan. 

Pada saat masuk ke dalam air. Lakukanlah tahap-demi tahap prosedur penyelaman sehingga mendapatkan kenyamanan. Mulai dari mengurangi udara BCD secara perlahan, melakukan equalising seiring bertambahnya kedalaman, mask clearing dan lain sebagainya.

Penyelam pemula umumnya melakukan entry atau masuk ke dalam perairan dengan terburu-buru. Udara dalam BCD dikosongkan sekaligus sehingga penyelam pemula tersebut langsung “plong” masuk ke dalam perairan.

Perubahan tekanan akan terjadi secara drastis yang akan menekan rongga tubuh terutama rongga telinga dan dada. 

Perubahan tekanan tersebut membuat penyelam terkejut dan mengisi udara dalam BCD nya dengan cepat yang mengakibatkan naik ke permukaan secara tiba-tiba pula.

Selain berefek tidak baik pada individu penyelam, waktu penyelaman yang direncanakan juga akan terganggu.

Begitu juga pada saat akan naik ke permukaan air, lakukan secara perlahan dan tidak buru-buru. Kecepatan naik ke permukaan maksimal 9m per menit. Lakukan dive safety stop pada kedalaman 5m selama 3-5 menit.


Kesalahan Ke-7 : Kehilangan Orientasi Lingkungan Penyelaman


Kehilangan orientasi lingkungan yang dimaksud adalah individu penyelam secara tiba-tiba tidak mengenali lingkungan disekitarnya pada saat menyelam.

Kehilangan orientasi lokasi penyelaman tersebut dikarenakan efek “vertigo”. Penyelam merasa pusing seakan-akan sekelilingnya berputar-putar.

Penyebabnya adalah pecahnya gendang telinga akibat perubahan tekanan di dalam air secara tiba-tiba. Keseimbangan penyelampuin akan terganggu.

Penyelam pemula yang melakukan kegiatan penyelaman terburu-buru dan tidak menguasai teknik equalising umumnya akan mengalami hal ini.


Kesalahan Ke-8 : Lupa Tujuan Melakukan Penyelaman


Kegiatan penyelaman adalah kegiatan atau aktifitas yang dilakukan di bawah permukaan air dengan bantuan alat maupun tidak dengan tujuan tertentu.

Tujuan penyelaman yang dimaksud dapat berupa hanya berwisata menikmati keidahan bawah laut, tujuan penelitian ilmiah, pekerjaan, rescue dan lain-lain.

Banyak penyelam sering lupa apa tujuan mereka melakukan kegiatan penyelaman.

Secara umum kegiatan penyelaman dilakukan untuk menikmati keindahan bawah laut/ berwisata. Namun setelah berada di bawah perairan, individu penyelam melakukan aktifitas yang seharusnya tidak dilakukan, seperti merusak lingkungan bawah air, membuat tulisan-tulisan dengan mengukir batuan dasar perairan, mengusik ketenangan organisme laut, membuang material-material asing dan lain sebagainya.


Kesalahan Ke-9 : Terlalu Pede


Dalam dunia penyelaman bisa dikatakan tidak ada yang lebih baik dan terbaik.

Dunia bawah air adalah dunia yang asing bagi setiap individu penyelam, karena bukan tempat hidup manusia. Manusia ditakdirkan hidup dipermukaan air atau alam terbuka.

Oleh karena itu setiap individu sama-sama belajar untuk dapat memahami kondisi bawah air dan berusaha menyamankan diri jika berada di bawah air.

Kenyamanan dan keahlian di dunia penyelaman pada dasarnya didapatkan dari pengalaman dan kebiasaan. Tentunya penyelam yang lebih dahulu masuk ke dunia penyelaman lebih paham mengenai seluk-beluk dan tehnik penyelaman.

Penyelam pemula biasanya sering merasa dirinya lebih baik dari penyelam lainnya. Seolah-olah lebih paham dengan dunia penyelaman. Akibatnya, penyelam tersebut kurang menghargai orang disekitarnya.


Kesalahan Ke-10 : Lupa Ke Pada Buddy 


Istilah “buddy” tidak bisa dipisahkan dari kegiatan penyelaman. Buddy atau dive-buddy secara umum berarti partner untuk saling ‘menjaga diri’ mulai dari sebelum masuk ke perairan, di dalam perairan dan setelah penyelaman. 

Tugas buddy adalah untuk memeriksa kesiapan dan kelengkapan peralatan rekan penyelamnya baik di darat maupun di perairan.

Pada saat melakukan kegiatan penyelaman seorang penyelam harus selalu berada dalam jarak pandang buddy nya, begitu pula sebaliknya.Tujuannya untuk saling menjaga dan saling mengawasi. 

Never Dive Alone”. Kegiatan penyelaman tidak direkomendasikan untuk dilakukan sendirian. 

“Minimal berdua”.

Banyak penyelam pemula yang menganggap sepele dengan sistim buddy. Pada awal turun ke bawah permukaan air memang dilakukan secara bersama-sama. 

Setelah berada di bawah air dan menikmati keindahan dunia bawah laut, penyelam pemula akan asik dengan dirinya sendiri dan lupa untuk saling mengawasi.

Akibatnya sering penyelam pemula lupa dimana buddy nya dan tidak jarang berpisah jauh dengan buddy nya.


Kesalahan Ke-11 : Lalai Terhadap Peralatan


Nyawa dan keselamatan seorang penyelam bila berada di bawah air sangat tergantung pada peralatan yang digunakannya. 

Kelengkapan dan kesiapan peralatan utama penyelaman harus benar-benar diperhatikan, terutama regulator, BCD, masker, snorkel, fins serta udara dalam tabung selam.

Adakalnya karena beberapa kesalahan yang dilakukan oleh seorang penyelam pemula, peralatan yang digunakannya tidak “Ready” namun tetap dipaksakan melakukan penyelaman yang pada akhirnya berakibat fatal.

Dilain kasus karena panik dan permasalahan yang terjadi pada saat menyelam sering peralatan yang digunakan hilang atau tercecer di lokasi penyelaman.


Kesalahan Ke-12 : Ugal-Ugalan


Kegiatan penyelaman merupakan kegiatan yang sangat berbahaya jika dilakukan tidak sesuai dengan prosedur.

Meskipun telah memiliki lisensi penyelaman, sering penyelam pemula melakukan kegiatan penyelaman tidak sesuai dengan prosedur penyelaman.

Penyelam pemula melakukan penyelaman sekehendak hati karena ketagihan menyelam. Tidak memperhitungkan jeda waktu penyelaman, kondisi lingkungan-cuaca pada saat menyelam dan lain sebagainya.

Bisa dikatakan penyelam pemula tersebut “ Ugal-ugalan” dalam melakukan kegiatan penyelaman.


Kesalahan Ke-13 : Mengabaikan Dive Safety Stop


Kesalahan Umum yang terakhir adalah mengabaikan Dive Safety Stop.

Dive Safety Stop merupakan salah satu prosedur penting pada kegiatan penyelaman. 

Pada saat melakukan penyelaman di bawah air  dan menghirup udara dari tabung selam, Nitrogen akan masuk dan terkumpul dalam darah dan jaringan tubuh penyelam.

Dengan kedalaman yang lebih dan waktu penyelaman yang lama berarti kandungan Nitrogen dalam tubuh semakin meningkat pula.

Saat penyelam naik ke perairan dangkal, kelebihan Nitrogen mulai larut dari jaringan tubuh penyelam, sebagai akibat dari penurunan tekanan pada tubuh oleh lingkungan sekitar.

“ Bayangkan sebuah botol soda terbuka. Perubahan tekanan memungkinkan CO2 meninggalkan cairan “.

Tubuh penyelam dalam skala yang jauh lebih kecil bertindak sama. Pada saat naik ke permukaan  tekanan akan berkurang yang memungkinkan Nitogen keluar/ lepas dari jaringan tubuh.

Jika kita naik terlalu cepat, berisiko membentuk gelembung di jaringan dan pembuluh darah sebagai akibat perbedaan tekanan yang berlebihan.

Sama seperti saat mengocok botol soda sebelum membukanya. Gelembung Nitrogen yang terperangkap sangat berbahaya dan secara berkelanjutan menyebabkan Penyakit Dekompresi.

Penyelam pemula sering mengabaikan hal tersebut. Penyelam pemula hanya memikirkan kondisi pada saat itu saja dan tidak berfikir dampak ke depannya.

Dive Safety Stop sangat disarankan dan diwajibkan setiap akan mengakhiri kegiatan penyelam. Dive Safety Stop dilakukan dengan cara berhenti  sejenak selama 3-5 menit pada kedalaman 5m sebelum muncul di permukaan air.

Itu dia 13 kesalahan umum yang dilakukan oleh penyelam pemula. Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan informasi pada kita semua yang ingin belajar menyelam.

Salam,

Harri Pranata

Baca juga artikel terkait penyelaman lainnya :


2 komentar

Terimaksih. Semoga bisa menambah wawasan kita bersama.