13 Kesalahan Yang Umum Dilakukan Penyelam Pemula.
Pada postingan sebelumnya, saya telah sedikit menjelaskan pengertian dari kegiatan penyelaman dan beberapa faktor yang harus diperhatikan bila ingin melakukan kegiatan penyelaman.
Kali
ini saya mencoba memberikan informasi mengenai 13 kesalahan yang umum dilakukan
oleh penyelam pemula.
Kesalahan-kesalahan
yang akan saya informasikan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya dan
pengalaman pribadi beberapa penyelam yang saya temui.
Berikut
beberapa kesalahan tersebut yang tentunya wajib diketahui.
Kesalahan Ke-1 : Cepat Panik
Kepanikan
sering terjadi pada penyelam pemula. Apalagi disaat menghadapi kondisi nyata
penyelaman di laut terbuka.
Sebelum
melakukan penyelaman di laut terbuka sudah pasti diajarkan teknik dan pengetahuan
penyelaman oleh instruktur selam.
Yang
membedakannya, simulasi atau praktek penyelaman dilakukan di kolam renang.
Tentunya kondisi di kolam renang berbeda dengan di laut.
Bagi
penyelam pemula, kondisi laut yang bergelombang, tiupan angin kencang, pergerakan
arus dan kehadiran beberapa organisme laut memberikan tekanan psikologis
seperti perasaan cemas.
Perasaan
cemas inilah awal dari kepanikan. Tubuh membutuhkan lebih banyak supali oksigen
sehingga pola bernafas menjadi tidak normal dan jantungpun berdetak kencang
yang akhirnya menimbulkan kepanikan.
Kepanikan
akan berlanjut setelah turun ke bawah permukaan air. Tekanan udara yang ada di
dalam air dan di daratan cukup berbeda. Tekanan udara yang ada di sekitar kita
akan meningkat.
Tekanan
ini akan menghimpit bagian tubuh yang berongga, pada umumnya berefek langsung
pada rongga hidung, rongga telinga dan rongga dada berupa rasa sakit.
Reaksi
awal bila terjadi kepanikan pada penyelam pemula diantaranya, sulit untuk masuk
ke badan air dan setelah berada di bawah permukaan air secara tiba-tiba naik ke
permukaan.
Kepanikan
tersebut bisa diatasi dengan melakukan tahapan penyelaman dengan perlahan,
bernafas secara normal, memperhatikan arahan instruktur atau leader serta yakin
dan percaya pada buddy ataupun tim penyelaman.
Kesalahan Ke-2 : Tidak Bernafas Secara Normal
Rata-rata
kecepatan bernafas orang dewasa adalah 40 kali permenit. Dapat dipastikan
kecepatan bernafas penyelam pemula akan meningkat dan melebihi kecepatan
rata-rata tersebut bila terjadi kepanikan.
Rasa
cemas dan panik bereaksi pada tubuh dengan meningkatnya kebutuhan oksigen.
Kebutuhan oksigen yang meningkat akan meningkatkan kerja jantung untuk
memompakan darah ke seluruh tubuh.
Bernafas
di bawah permukaan air harus dilakukan seperti keadaan normal di permukaan air sehingga
tidak terjadi pemborosan cadangan udara dalam tabung selam.
Dilain
kasus, penyelam pemula beranggapan menahan nafas pada saat menyelam akan
menghemat ketersediaan udara dalam tabung dan dapat memperlama waktu
penyelaman.
Hal
tersebut merupakan anggapan atau tindakan yang salah dan jangan dilakukan.
Pada
saat menyelam bernapaslah secara normal. Tidak perlu menahannya agar tidak
menyebabkan emboli udara di paru-paru.
Kesalahan Ke-3 : Tidak Bisa Mengatur Boyancy
Daya
apung (kontrol bouyancy) merupakan keterampilan penting dalam menyelam. Penyelam
berpengalaman bisa dilihat jika mampu menguasai kontrol bouyancy yang baik.
Sebagaimana
kita ketahui bersama, bouyancy setiap individu berbeda-beda. Ada bouyancy
negatif, positif, dan netral.
Memang
bouyancy dapat dimanipulasi dengan bantuan peralatan yang digunakan penyelam,
namun faktor tubuh penyelam yaitu paru-paru adalah adalah alat dasar untuk
kontrol bouyancy secara natural.
Kapasitas rata-rata volume paru-paru manusia sekitar 4,6 liter untuk pria dan 3,6 liter untuk wanita. Ketika manusia bernafas dengan normal, perubahan volume paru hanya berkisar 0,5 liter untuk pria dan 0,39 liter untuk perempuan.
Untuk
mencapai kondisi bouyancy netral, penyelam menghirup udara secara normal yang akan
menyebabkan tubuh naik secara perlahan dan menghembuskan nafas secara normal yang
akan menyebabkan tubuh turun secara perlahan pula.
Penyelam
pemula pada umumnya belum bisa bernafas secara normal pada saat menyelam.
Selain kurang pengalaman bisa juga akibat kepanikan atau bahkan belum menguasai
teknik kontrol bouyancy.
Bouyancy
yang tidak terkontrol menyebabkan aktifitas penyelaman akan terasa tidak
nyaman, cadangan udara dalam tabung cepat habis dan bisa membahayakan individu
penyelam serta lingkungan penyelaman itu sendiri.
Kesalahan Ke-4 : Lupa Posisi Peralatan
Seorang
penyelam menggantungkan keselamatannya pada instrumen atau peralatan selam yang
digunakan.
Dengan
kata lain, individu penyelam harus familiar dengan peralatan selam tersebut dan
mengetahui posisi serta fungsi masing-masing peralatan.
Mengetahui
posisi dan fungsi masing-masing peralatan sangat penting, apalagi dalam keadaan
darurat penyelaman atau trouble.
Kesalahan umum yang dilakukan oleh penyelam pemula salah satunya lupa posisi instrumen atau peralatan yang digunakannya.
Kesalahan umum yang dilakukan oleh penyelam pemula salah satunya lupa posisi instrumen atau peralatan yang digunakannya.
Kesalahan Ke-5 : Tidak Paham Isyarat Penyelaman
Komunikasi
dalam penyelaman sangatlah penting. Komunikasi dilakukan untuk menyampaikan
maksud atau pesan kepada sesama penyelam atau dari leader kepada kelompok
penyelam yang dipimpin.
Jika
penyelam masih di permukaan dapat menggunakan suara, namun pada saat di bawah
air atau menyelam komunikasi umumnya dilakukan menggunakan isyarat tangan (hand
signals).
Dunia
penyelaman mengenal lebih dari 50 isyarat yang digunakan namun bisa dipastikan tidak
semua isyarat yang bisa dipahami oleh rata-rata penyelam yang ada.
Penyelam
pemula biasanya tidak paham dengan isyarat tangan yang disampaikan baik oleh
sesama penyelam maupun oleh leader.
Kursus
atau pelatihan penyelaman biasaya memberikan materi bahasa isyarat tersebut. Minimal
8 isyarat tangan berikut harus bisa dimengerti atau dipahami oleh penyelam
pemula.
#.
1. Telapak tangan menarik garis horizontal di leher. Gerakan seperti ini
menandakan adanya masalah.
#.2.
Jari telunjuk dan jempol yang membentuk huruf ‘O’ dan membiarkan tiga jari
lainnya menghadap atas. Isyarat seperti ini menandakan ‘Oke’, semua baik-baik
saja.
#.3.
Tangan dikepal dengan jempol menghadap ke atas. Bergegaslah naik ke atas atau
permukaan laut.
#.4.
Tangan dikepal dengan jempol menghadap ke bawah. Menandakan agar penyelam untuk
turun ke bawah atau menyelam lebih dalam.
#5.
Gerakan satu tangan memotong leher. Isyarat ini diartikan sebagai keadaan
bahaya karena kehabisan oksigen.
#6.
Menunjukkan satu telapak tangan. Isyarat ini artinya 'stop'.
#7.
Gerakkan jari telunjuk berdampingan. Isyarat ini berarti penyelam harus
bergerak bersama-sama hingga berdekatan atau saling bersentuhan satu sama lain.
#8.
Gerakan tangan menyilang memeluk tubuh. Isyarat ini menandakan penyelam
yang merasa sangat kedinginan.
Kesalahan Ke-6 : Terburu-Buru
Tidak
terburu-buru merupakan sikap yang paling utama dalam penyelaman. Dengan ketenangan
maka penyelam lebih mudah berfikir dan bergerak di dalam air.
Biasanya
sebelum masuk ke dalam perairan, tim penyelaman akan brifing terlebih dahulu.
Momen brefing ini dimanfaatkan untuk mengatur nafas secara normal, mengecek
kembali kesiapan individu penyelam dan peralatan.
Pada
saat masuk ke dalam air. Lakukanlah tahap-demi tahap prosedur penyelaman
sehingga mendapatkan kenyamanan. Mulai dari mengurangi udara BCD secara
perlahan, melakukan equalising seiring bertambahnya kedalaman, mask clearing
dan lain sebagainya.
Penyelam
pemula umumnya melakukan entry atau masuk ke dalam perairan dengan terburu-buru.
Udara dalam BCD dikosongkan sekaligus sehingga penyelam pemula tersebut
langsung “plong” masuk ke dalam perairan.
Perubahan
tekanan akan terjadi secara drastis yang akan menekan rongga tubuh terutama
rongga telinga dan dada.
Perubahan tekanan tersebut membuat penyelam terkejut
dan mengisi udara dalam BCD nya dengan cepat yang mengakibatkan naik ke
permukaan secara tiba-tiba pula.
Selain
berefek tidak baik pada individu penyelam, waktu penyelaman yang direncanakan
juga akan terganggu.
Begitu
juga pada saat akan naik ke permukaan air, lakukan secara perlahan dan tidak
buru-buru. Kecepatan naik ke permukaan maksimal 9m per menit. Lakukan dive safety
stop pada kedalaman 5m selama 3-5 menit.
Kesalahan Ke-7 : Kehilangan Orientasi Lingkungan Penyelaman
Kehilangan
orientasi lingkungan yang dimaksud adalah individu penyelam secara tiba-tiba
tidak mengenali lingkungan disekitarnya pada saat menyelam.
Kehilangan
orientasi lokasi penyelaman tersebut dikarenakan efek “vertigo”. Penyelam merasa
pusing seakan-akan sekelilingnya berputar-putar.
Penyebabnya
adalah pecahnya gendang telinga akibat perubahan tekanan di dalam air secara
tiba-tiba. Keseimbangan penyelampuin akan terganggu.
Penyelam
pemula yang melakukan kegiatan penyelaman terburu-buru dan tidak menguasai
teknik equalising umumnya akan mengalami hal ini.
Kesalahan Ke-8 : Lupa Tujuan Melakukan Penyelaman
Kegiatan
penyelaman adalah kegiatan atau aktifitas yang dilakukan di bawah permukaan air
dengan bantuan alat maupun tidak dengan tujuan tertentu.
Tujuan
penyelaman yang dimaksud dapat berupa hanya berwisata menikmati keidahan bawah
laut, tujuan penelitian ilmiah, pekerjaan, rescue dan lain-lain.
Banyak
penyelam sering lupa apa tujuan mereka melakukan kegiatan penyelaman.
Secara
umum kegiatan penyelaman dilakukan untuk menikmati keindahan bawah laut/
berwisata. Namun setelah berada di bawah perairan, individu penyelam melakukan
aktifitas yang seharusnya tidak dilakukan, seperti merusak lingkungan bawah
air, membuat tulisan-tulisan dengan mengukir batuan dasar perairan, mengusik
ketenangan organisme laut, membuang material-material asing dan lain
sebagainya.
Kesalahan Ke-9 : Terlalu Pede
Dalam
dunia penyelaman bisa dikatakan tidak ada yang lebih baik dan terbaik.
Dunia
bawah air adalah dunia yang asing bagi setiap individu penyelam, karena bukan
tempat hidup manusia. Manusia ditakdirkan hidup dipermukaan air atau alam terbuka.
Oleh
karena itu setiap individu sama-sama belajar untuk dapat memahami kondisi bawah
air dan berusaha menyamankan diri jika berada di bawah air.
Kenyamanan
dan keahlian di dunia penyelaman pada dasarnya didapatkan dari pengalaman dan kebiasaan.
Tentunya penyelam yang lebih dahulu masuk ke dunia penyelaman lebih paham
mengenai seluk-beluk dan tehnik penyelaman.
Penyelam
pemula biasanya sering merasa dirinya lebih baik dari penyelam lainnya.
Seolah-olah lebih paham dengan dunia penyelaman. Akibatnya, penyelam tersebut
kurang menghargai orang disekitarnya.
Kesalahan Ke-10 : Lupa Ke Pada Buddy
Istilah
“buddy” tidak bisa dipisahkan dari kegiatan penyelaman. Buddy atau dive-buddy secara
umum berarti partner untuk saling ‘menjaga diri’ mulai dari sebelum masuk ke
perairan, di dalam perairan dan setelah penyelaman.
Tugas
buddy adalah untuk memeriksa kesiapan dan kelengkapan peralatan rekan
penyelamnya baik di darat maupun di perairan.
Pada
saat melakukan kegiatan penyelaman seorang penyelam harus selalu berada dalam
jarak pandang buddy nya, begitu pula sebaliknya.Tujuannya untuk saling menjaga
dan saling mengawasi.
“Never
Dive Alone”. Kegiatan penyelaman tidak direkomendasikan untuk dilakukan
sendirian.
“Minimal
berdua”.
Banyak
penyelam pemula yang menganggap sepele dengan sistim buddy. Pada awal turun ke
bawah permukaan air memang dilakukan secara bersama-sama.
Setelah
berada di bawah air dan menikmati keindahan dunia bawah laut, penyelam pemula
akan asik dengan dirinya sendiri dan lupa untuk saling mengawasi.
Akibatnya
sering penyelam pemula lupa dimana buddy nya dan tidak jarang berpisah jauh
dengan buddy nya.
Kesalahan Ke-11 : Lalai Terhadap Peralatan
Nyawa
dan keselamatan seorang penyelam bila berada di bawah air sangat tergantung
pada peralatan yang digunakannya.
Kelengkapan
dan kesiapan peralatan utama penyelaman harus benar-benar diperhatikan,
terutama regulator, BCD, masker, snorkel, fins serta udara dalam tabung selam.
Adakalnya
karena beberapa kesalahan yang dilakukan oleh seorang penyelam pemula,
peralatan yang digunakannya tidak “Ready” namun tetap dipaksakan melakukan
penyelaman yang pada akhirnya berakibat fatal.
Dilain
kasus karena panik dan permasalahan yang terjadi pada saat menyelam sering
peralatan yang digunakan hilang atau tercecer di lokasi penyelaman.
Kesalahan Ke-12 : Ugal-Ugalan
Kegiatan
penyelaman merupakan kegiatan yang sangat berbahaya jika dilakukan tidak sesuai
dengan prosedur.
Meskipun
telah memiliki lisensi penyelaman, sering penyelam pemula melakukan kegiatan
penyelaman tidak sesuai dengan prosedur penyelaman.
Penyelam
pemula melakukan penyelaman sekehendak hati karena ketagihan menyelam. Tidak
memperhitungkan jeda waktu penyelaman, kondisi lingkungan-cuaca pada saat
menyelam dan lain sebagainya.
Bisa
dikatakan penyelam pemula tersebut “ Ugal-ugalan” dalam melakukan kegiatan
penyelaman.
Kesalahan Ke-13 : Mengabaikan Dive Safety Stop
Kesalahan Umum yang terakhir adalah mengabaikan Dive Safety Stop.
Dive Safety Stop merupakan salah satu prosedur penting pada kegiatan penyelaman.
Dive Safety Stop merupakan salah satu prosedur penting pada kegiatan penyelaman.
Pada
saat melakukan penyelaman di bawah air dan
menghirup udara dari tabung selam, Nitrogen akan masuk dan terkumpul dalam
darah dan jaringan tubuh penyelam.
Dengan
kedalaman yang lebih dan waktu penyelaman yang lama berarti kandungan Nitrogen
dalam tubuh semakin meningkat pula.
Saat
penyelam naik ke perairan dangkal, kelebihan Nitrogen mulai larut dari jaringan
tubuh penyelam, sebagai akibat dari penurunan tekanan pada tubuh oleh lingkungan
sekitar.
“
Bayangkan sebuah botol soda terbuka. Perubahan tekanan memungkinkan CO2 meninggalkan
cairan “.
Tubuh
penyelam dalam skala yang jauh lebih kecil bertindak sama. Pada saat naik ke
permukaan tekanan akan berkurang yang memungkinkan
Nitogen keluar/ lepas dari jaringan tubuh.
Jika kita naik terlalu cepat,
berisiko membentuk gelembung di jaringan dan pembuluh darah sebagai akibat perbedaan
tekanan yang berlebihan.
Sama
seperti saat mengocok botol soda sebelum membukanya. Gelembung Nitrogen yang
terperangkap sangat berbahaya dan secara berkelanjutan menyebabkan Penyakit
Dekompresi.
Penyelam
pemula sering mengabaikan hal tersebut. Penyelam pemula hanya memikirkan
kondisi pada saat itu saja dan tidak berfikir dampak ke depannya.
Dive
Safety Stop sangat disarankan dan diwajibkan setiap akan mengakhiri kegiatan penyelam.
Dive Safety Stop dilakukan dengan cara berhenti sejenak selama 3-5 menit pada kedalaman 5m
sebelum muncul di permukaan air.
Itu
dia 13 kesalahan umum yang dilakukan oleh penyelam pemula. Semoga
artikel ini bermanfaat dan memberikan informasi pada kita semua yang ingin
belajar menyelam.
Salam,
Harri Pranata
Baca juga artikel terkait penyelaman lainnya :
- 3 Modal Menjadi Penyelam
- Penyelaman Sebuah Kata Yang Terlintas Di Pikiran
- Tekanan Yang Selalu Dirindukan Penyelam
2 komentar
Sangat informatif bg
Terimaksih. Semoga bisa menambah wawasan kita bersama.