Tidak Sengaja Mengenal Selam.
Oleh Harri
Pranata
Kata selam/ menyelam sudah sering saya dengar sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Sering teman-teman mengucapkannya sewaktu praktek olah raga renang di kolam renang ataupun ketika melihat teman-teman berenang di sungai.
Anehnya walaupun sering ikut praktek olahraga renang, sampai tamat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) saya belum bisa yang namanya berenang.
Yang tertanam di pikiran saya pada waktu itu menyelam adalah kegiatan berenang yang sekali-sekali menenggelamkan diri ke bawah air, menahan nafas dan kembali muncul di permukaan air.
Kata selam
juga pernah saya dengar melalui media televisi dan radio ketika terjadi
musibah/ bencana kapal tenggelam dimana Tim SAR melakukan pencarian dan evakuasi
korban.
Ya, itulah adanya.
Ya, itulah adanya.
Masuk Ke Perguruan Tinggi
Awalnya setelah menyelesaikan Sekolah Menengah Kejuruan, saya tidak
berniat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Hal tersebut terniat dalam hati, karena selama sekolah di sekolah kejuruan, saya sudah dipersiapkan untuk langsung berhadapan dengan dunia kerja.
Hal tersebut terniat dalam hati, karena selama sekolah di sekolah kejuruan, saya sudah dipersiapkan untuk langsung berhadapan dengan dunia kerja.
Niat tersebut kemudian berubah tatkala orang tua menyuruh untuk
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ditambah lagi karena semangat dan
ajakan dari beberapa teman.
Berbekal semangat tersebut, saya dan teman-teman mendaftarkan diri untuk mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Masing-masing kami mengisi formulir isian sesuai tujuan jurusan yang akan diambil.
Karena latar belakang sekolah saya adalah teknik geologi-pertambangan, maka saya isi pilihan pertama dengan jurusan teknik sipil.
Pada pilihan kedua, saya pilih jurusan ilmu kelautan dengan pertimbangan pada jurusan ilmu kelautan ada mata perkulihan geologi laut yang tentunya sedikit ada hubungan dengan pelajaran geologi sewaktu masih sekolah dulu.
Berbekal semangat tersebut, saya dan teman-teman mendaftarkan diri untuk mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Masing-masing kami mengisi formulir isian sesuai tujuan jurusan yang akan diambil.
Karena latar belakang sekolah saya adalah teknik geologi-pertambangan, maka saya isi pilihan pertama dengan jurusan teknik sipil.
Pada pilihan kedua, saya pilih jurusan ilmu kelautan dengan pertimbangan pada jurusan ilmu kelautan ada mata perkulihan geologi laut yang tentunya sedikit ada hubungan dengan pelajaran geologi sewaktu masih sekolah dulu.
Setelah mengikuti seleksi penerimaaan mahasiswa baru, saya pun dinyatakan
lulus masuk ke perguruan tinggi negeri di Pekanbaru yakni Universitas Riau.
Harapan besar saya bisa lulus pada jurusan teknik sipil, dan ternyata lulus pada jurusan ilmu kelautan.
Ya, itulah hasil ujian seleksi tersebut.
Harapan besar saya bisa lulus pada jurusan teknik sipil, dan ternyata lulus pada jurusan ilmu kelautan.
Ya, itulah hasil ujian seleksi tersebut.
Saya pun mengikuti perkuliahan dari awal sampai selesai.
Banyak nasehat dan motivasi dari dosen-dosen yang saya terima pada saat itu.
Terus terngiang di pikiran saya adalah salah satu perkataan dosen “ Anda semua masuk ke jurusan ilmu kelautan ini, ibarat tersesat di jalan yang benar”.
Gelar sarjana Strata -1 saya peroleh pada tahun 2009.
Banyak nasehat dan motivasi dari dosen-dosen yang saya terima pada saat itu.
Terus terngiang di pikiran saya adalah salah satu perkataan dosen “ Anda semua masuk ke jurusan ilmu kelautan ini, ibarat tersesat di jalan yang benar”.
Gelar sarjana Strata -1 saya peroleh pada tahun 2009.
Lulus Kuliah, 2009
Tidak Sengaja
Saat itu
dibulan Nopember tahun 2005. Saya dan teman-teman sedang duduk di sekitar ruang
kelas kampus.
Tiba-tiba kakak tingkat (Senior) datang menghampiri kami dan mengajak untuk berkumpul di sekretariat Badan Otorita Mahasiswa.
Dua orang senior kebetulan baru pulang mengikuti Musyawarah Nasional Himpunan Mahasiswa Teknologi dan Kelautan di Makasar.
Mereka menceritakan pengalaman pahit mereka ketika ada kegiatan menyelam di sana, mereka tidak bisa mengikutinya secara maksimal karena mereka tidak sepenuhnya bisa menyelam.
Tiba-tiba kakak tingkat (Senior) datang menghampiri kami dan mengajak untuk berkumpul di sekretariat Badan Otorita Mahasiswa.
Dua orang senior kebetulan baru pulang mengikuti Musyawarah Nasional Himpunan Mahasiswa Teknologi dan Kelautan di Makasar.
Mereka menceritakan pengalaman pahit mereka ketika ada kegiatan menyelam di sana, mereka tidak bisa mengikutinya secara maksimal karena mereka tidak sepenuhnya bisa menyelam.
Dari
pengalaman pahit tersebut, kedua senior tersebut (kakanda Miswanto dan Adiana)
mengajak Saya dan teman-teman membentuk kelompok studi penyelaman yang akhirnya
diberi nama Marine Science Diving Club (MSDC) Universitas Riau.
Nama MSDC memang diilhami dari nama Klub Selam MSDC yang ada di Makasar.
Sejak saat itu, Saya mulai aktif mengikuti latihan dan menambah pengetahuan mengenai kegiatan penyelaman.
Nama MSDC memang diilhami dari nama Klub Selam MSDC yang ada di Makasar.
Sejak saat itu, Saya mulai aktif mengikuti latihan dan menambah pengetahuan mengenai kegiatan penyelaman.
Pada tahun
2007, Saya dan teman-teman mengikuti pelatihan serta sertifikasi selam jenjang
A-1 (One Star SCUBA Diver) POSSI-CMAS di Kota Tanjung Pinang.
Kesempatan itu juga saya manfaatkan untuk melakukan penelitian umum guna salah satu syarat perkuliahan.
Sertifikasi selam juga saya lanjutkan ke jenjang A-2 (Two Star SCUBA Diver) pada Tahun 2008.
Jenjang sertifikasi tersebut membantu saya untuk dapat mengikuti Kegiatan Pemecahan Rekor Dunia Selam di Manado serta Pelayaran Kebangsaan Bagi Ilmuwan Muda (LIPI) tahun 2008.
Kesempatan itu juga saya manfaatkan untuk melakukan penelitian umum guna salah satu syarat perkuliahan.
Sertifikasi selam juga saya lanjutkan ke jenjang A-2 (Two Star SCUBA Diver) pada Tahun 2008.
Jenjang sertifikasi tersebut membantu saya untuk dapat mengikuti Kegiatan Pemecahan Rekor Dunia Selam di Manado serta Pelayaran Kebangsaan Bagi Ilmuwan Muda (LIPI) tahun 2008.
Pengetahuan
dan ilmu di dunia penyelaman sangat membantu saya dalam menyelesaikan tugas
akhir perkuliahan.
Awal tahun 2009, saya melakukan penelitian mengenai salah satu oganisme pada ekosistem terumbu karang di perairan Mentawai dan Samudera Hindia.
Awal tahun 2009, saya melakukan penelitian mengenai salah satu oganisme pada ekosistem terumbu karang di perairan Mentawai dan Samudera Hindia.
Sampai saat
ini, saya masih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan adik-adik mahasiswa di dunia
penyelaman jika ada kesempatan.
Memberikan motivasi dan sharing informasi serta pengalaman yang saya dapatkan selama aktif di dunia penyelaman.
Memberikan motivasi dan sharing informasi serta pengalaman yang saya dapatkan selama aktif di dunia penyelaman.
Itulah kisah
ketidak sengajaan mengenal dunia selam yang saya alami.
Dunia pekerjaan pun tidak lepas dari pengalaman tersebut.
Pada postingan selanjutnya saya akan menceritakan pengalaman pekerjaan saya yang berawal dari pengalaman di Dunia Penyelaman. Jadi ikuti terus guys!
Dunia pekerjaan pun tidak lepas dari pengalaman tersebut.
Pada postingan selanjutnya saya akan menceritakan pengalaman pekerjaan saya yang berawal dari pengalaman di Dunia Penyelaman. Jadi ikuti terus guys!
Cek juga: